Sistem Akuntansi Biaya Menurut Pesanan(RANGKUMAN)
TUGAS VCLASS M-11: PENGANTAR AKUNTANSI KEUANGAN 2
PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN
PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI BIAYA MENURUT PESANAN
Penerapan sistem akuntasi biaya menurut
pesanan sangatlah cocok bila produk yang dibuat perusahaan dilaksanankan
berdasarkan pesanan atau mempunyai ciri-ciri khusus untuk setiap pesanan, penerapan ini juga baik untuk produksi dalam jumlah
besar tetapi produksinya tidak secara continue. Bila dibandingkan dengan
sistem akuntasi menurut proses, perbedaanya yaitu bahwa setiap pesanan
diperlukan adanya identifikasi biaya untuk setiap pekerjaan tersebut. Hal
yang utama dalam penerapan sistem akuntansi biaya menurut pesanan, bahwa
pencatatan bentuk tolak dari dokumen-dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk
ayat-ayat jurnal dan juga dokumen ini penting bagi pimpinan untuk membuat
perencanaan serta untuk tindakan pengendalian mengenai cara, prosedur dan
penerapan terdapat persamaan dengan sitem akuntansi biaya menurut proses.
Dalam sistem perhitungan biaya berdasarkan persanan (job order costing atau job costing), biaya produksi
diakumulasikan untuk setiap pemesanan (job) yang terpisah. Suatu pemesanan adalah output yang
diidentifikasikan untuk memenihi pesanan pelanggan tertentu atau untuk mengisi
kembali suatu item persediaan, agar perhitungan biaya berdasarkan pesanan
menjadi efektif, pesanan harus dapat diidentifikasikan secara terpisah, dan agar rincian dari perhitungan biaya
berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan, harus terdapat
perbedaan penting dalam biaya perunit suatu pesanan dengan pesanan lain.
Rincian mengenai suatu pesanan dicatat dalm kartu biaya pesanan (job cost sheet), yang dapat
berbentuk kertas atau elektronik.
BAHAN MENTAH (RAW MATERIALS)
Berawal dengan adanya pesanan, maka
departemen yang bertugas melaksanakan pesanan tersebut membuat perencanaan
terlebih dahulu yaitu rencana produksi yang memuat bahan baku yang dibutuhkan
antara lain :
Surat Permintaan Pembelian (Purchases Requisition). Surat permintaan pembelian ini sebagi pedoman pembelian
untuk melaksanankan pemesanan atau dasar untuk mengirim Order Pembelian (Purchase
Order). Selanjutnya petugas pembelian setibanya pesanan akan
mengadakan pemeriksaan, apakah jumlah tersebut sesuai atau tidak dengan pesanan
yang dilakukan, setelah mendapat persetujuan.
Bagian pembelian mengeluarkan Bukti Penerimaan Bahan
(Receiving Report) yang memuat jumlah keadaan barang yang diterima.
Penerimaan ini dicatat dengan mendebit perkiraan Bahan Baku (material) dan
sebaliknya untuk perkiraan Hutang Dagang (Kas dicatat disebelah kredit).
Perkiran bahan baku tidak hanya mencatat
mutasi bahan, juga memberikan informasi bagi menyakut menyangkut dalam
menghindari pembelian yang telalau besar sehingga terjadi kerugian akibat
menumpuk modal kerja yang tertanam dalam persedian, sebaliknya juga untuk
menghindari stagnasi proses produksi akibat kekuarangan bahan, jadi titik
pemesanan kembali (re-order point).
Bagian-bagian yang
terlibat dalam proses pengadaan dan penggunaan bahan baku :
1.
Bagian produksi
2.
Bagian Gudang
3.
Bagian Pembelian
4.
Bagian Hutang
5.
Bagian Penerimaan
Semua biaya yang
terjadi untuk memperoleh bahan baku dan untuk menempatkannya dalam keadaan siap
untuk diolah. Perlakuan biaya angkut :
1. Sebagai tambahan
harga pokok bahan baku yang dibeli, Di alokasikan berdasar:
1.
Perbandingan kuantitas bahan baku yang dibeli
2.
Perbandingan harga faktur
3.
Tarif yang ditentukan dimuka
2. Sebagai elemen BOP penentuan
harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi :
1.
Metode identifikasi khusus
2.
FIFO
3.
LIFO
Jika terdapat perbedaan yang cukup besar
(material) harus mencari sumber yang menimbulkan perbedaan tersebut dan bagian
atau petugas mana yang harus bertanggung jawab dan catatan ini sebagi bahan
untuk mengambil tindakan perbaikan.
UPAH (WAGES)
Upah buruh adalah
biaya yang tidak berwujud, tidak seperti pemakaian bahan baku maka untuk sistem
ini harus dilaksanankan dengan seksama mengenai perlakuan upah langsung.
Biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga
kerja :
1. Setup Time, biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk MEMULAI kegiatan produksi
2. Waktu Nganggur, waktu dimana sebagai akibat kerusakan mesin, kekurangan pekerjaan
atau kesalahan manajemen dan sebagainya. Karyawan tidak bekerja. Walaupun kondisi seperti itu, tetap
menjadi tanggung jawab manajemen, oleh karena itu ia tetap tetap harus membayar
upah karyawan.
3. Insentif, pemberian penghargaan dalam bentuk gajai upah sebagai
upaya memberikan motivasi kerja atau penghargaan karena prestasi yang baik.
4. Premi Lembur, pembayaran gaji-upah
kepada karyawan karena ia bekerja lebih dari standar yang ditentukan ( diatas
40 jam per minggu). Biasanya harga per jam kerja lebih tinggi dari kerja
biasa.
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya Overhead Pabrik
adalah biaya-biaya bahan tak langsung, buruh tak langsung dan biaya-biaya
pabrik lainnya yang tidak secara mudah diidentifikasikan atau dibebankan
langsung pada suatu pekerjaan, hasil produksi/tujuan biaya akhir. Biaya overhead pabrik mencakup biaya produksi
lainnya seperti pemanasan ruang pabrik, penerangan, penyusutan pabrik dan
mesin-mesin. Biaya pabrik seperti pemeliharaan, gudang bahan-bahan dan hal lain
yang memberikan pelayanan-pelayanan kepada bagian produksi juga merupakan
bagian dari biaya overhead pabrik.
BARANG DALAM PROSES (WORK IN PROSESS)
Untuk menyelesaikan
suatu produk terdapat 3 unsur biaya yaitu :
- Bahan Langsung (Direct Materials)
- Upah Langsung (Direct Labor)
- Biaya Fabrikase (Factory Overhead)
Ketiganya akan dialokasikan ke perkiraan barang
dalam proses dengan angka yang sudah di iktisarkan terlebih dahulu, sedangkan
perincian mengenai pemakaian bahan, upah langsung atau biaya fabrikase dapat
dilihat dari kartu pekerjaan (job cust sheet). Pencatatan ke job cost sheet
diambil dari bon-bon pengeluaran bahan kartu waktu yang memuat perinciannya.
Data tersebut sebagai dasar untuk memuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan Hasil selesai (Fishing goods) dan mengkredit perkiraan Barang dalam proses (work in prosess).
Source :
https://rachmade.wordpress.com/2012/04/19/sistem-akuntasi-biaya-menurut-pesanan/
Data tersebut sebagai dasar untuk memuat jurnal dengan cara mendebit perkiraan Hasil selesai (Fishing goods) dan mengkredit perkiraan Barang dalam proses (work in prosess).
Source :
https://rachmade.wordpress.com/2012/04/19/sistem-akuntasi-biaya-menurut-pesanan/
Comments
Post a Comment